PETANI DI DESA PARUNGSARI BUTUH IRIGASI PASTI

Oleh: Haniyah
Musim kemarau menjadi problematika bagi petani yang sawahnya merupakan sawah tadah hujan. Petani seringkali mengeluhkan sawah mereka yang tidak berair saat musim kemarau, termasuk petani di Desa Parungsari Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Banten. Peran air bagi tanaman para petani sangat penting. Air membantu menutrisi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.

​Mantri Tani Desa Parungsari, Ade Amsori (36) mengungkapkan bahwa irigasi primer memang tersedia di Kecamatan Wanasalam. Lokasinya berada di Desa Katapang. 

“Hanya saja airnya tidak sampai ke Desa Parungsari sehingga rata-rata sawahnya tadah hujan.Tidak mengandalkan sumber air irigasi,” ujar Ade saat ditemui di kediamannya di Kampung Becek (Minggu, 15/01/23).​

Di Desa Parungsari terdapat 7 kelompok tani yang tersebar di beberapa blok, antara lain kelompok Karangsari berada di blok Ciaren dan Kencong, kelompok Harapan Tani berada di blok Cirangkung, kelompok Sri Lestari berada di blok Sawah Lembur, Kelapaciung, dan Cisadang Girang, kelompok Mekarsari berada di blok Cisadang Hilir, kelompok Sri Naga berada di blok Cikadu, kelompok Mulia Jaya berada di blok Cihaniwung, dan kelompok Sinar Bakti berada di blok Sinar Bakti. Memiliki cukup banyak blok sawah dengan luas total kisaran 172 hektar, 
tentunya petani membutuhkan pengairan yang cukup untuk sawah mereka. Dengan mengandalkan irigasi tadah hujan, petani dapat melakukan masa tanam dan panen hanya 2 kali dalam setahun.

“Ya kalau ada irigasi bisa 3 kali (panen), tapi ini hanya 2 kali. Itu pun kadang di musim kedua, di sini ada istilahnya musim cadon. Itu untung-untungan. Artinya, kalau memang curah hujan tinggi berhasil (panen). Tapi kalau musim tanam kedua itu sudah masuk ke musim kemarau,” tutur Ade. 

“Kalau irigasi (Cikoncang) bergungsi dengan maksimal mah atuh ya mungkin bisa 3 kali (panen). Bangunan ada, tapi karena bocor dan mungkin debit airnya kurang, sehingga ke Desa Parungsari tidak sampai. Kalau Katapang, Parungpanjang, ya terlintas oleh air irigasi (dari irigasi primer Cikoncang),”

“Apalagi karena saat ini ada perehaban di bangunan irigasi itu (Cikoncang) sehingga mungkin di Desa Katapang dan Parungpanjang pun sementara (irigasi) belum bisa digunakan,” tambahnya.

Ade juga membeberkan bahwa dulu irigasi berfungsi dengan baik (irigasi primer Cikoncang) hingga kisaran tahun 2000-an. Namun sekarang irigasi tidak berfungsi seperti dulu lagi karena terjadi kerusakan.

“Kemungkinan karena bangunannya retak, sehingga air pada banyak yang bocor. Apalagi bangunannya ada yang longsor, sehingga airnya tumpah ke rawa,” katanya.

Keterbatasan irigasi di Desa Parungsari akhirnya berdampak pada pola tanam petani. Kementrian sumber daya air sudah mengupayakan perehaban namun masih belum sampai ke Desa Parungsari.

“Ya mudah-mudahan ke depannya bisa sampai (perehabana) ke Desa Parungsari,” harap Ade. Hal ini dikarenakan perehaban memdahulukan bagian hulu dahulu baru ke hilir. Perbaikan sendiri dilakukan sejak tahun 2022-sekarang. Dalam proses perehaban juga sempat mangkrak selama beberapa bulan. Kendala yang terjadi pada perehaban irigasi juga diungkapkan oleh Ade, salah satunya karena tebing-tebing irigasi mengalami longsoran sehingga menghambat proses penggalian.

“Kalau irigasi ini berjalan dengan lancar, sisi positifnya dapat meningkatkan hasil produksi para petani karena mereka bisa menanam hingga 3 kali. Kedua, bisa memudahkan para petani dalam hal mengatur pengairan sawah.”

“Harapan para petani pada dasarnya meskipun irigasi enggak sampai ada solusi dari pemerintah. Mau seperti apa teknisnya. Misalnya dengan pembuatan sumur bor atau embung untuk dialirkan ke blok-blok sawah karena kalau mengandalkan irigasi sampai saat ini belum ada. Kecuali kalau musim hujan ada airnya,” tutunya.

“Saya juga berharap—karena di sini mayoritasnya petani—bagaimana caranya pertanian ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat, tidak hanya cukup untuk makan istilahnya.”

“Masa di lumbung padi kita beli beras,” guyon Ade sebelum mengakhiri sesi wawancara siang itu.
 
-Lebak, 31 Januari 2023

Posting Komentar

0 Komentar