Camat Ciwandan Serukan Perangi Perundungan

KORAN MEDSOSB– Camat Ciwandan Agus Ariyadi menyerukan kepada semua pihak, terutama para pelajar dan orangtua serta lembaga pendidikan untuk terus memerangi tindakan bullying atau perundungan. Hal itu disampaikan Agus usai membuka Seminar Hukum dan Kesehatan Mental Dalam Penanganan Kasus Bullying Di Sekolah yang digelar mahasiswa Universitas Bina Bangsa (Uniba) yang tengah Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Aula Kantor Kecamatan Ciwandan, Senin 26 Agustus 2024. 

“Bullying atau perundungan ini menjadi sebuah perhatian kita semua, karena itu (Bullying-red) tidak boleh. Mari kita tolak dan perangi bully secara bersama-sama,” kata Camat Ciwandan Agus Ariyadi sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Senin 26 Agustus 2024. 

Menurut Agus, perundungan sangat resisten terjadi dikalangan pelajar, sehingga lembaga pendirikan dan orangtua harus terus kompak untuk bersama-sama memberikan perhatian secara serius kepada para remaja atau pelajar. 

“Tugas pelajar dan sekolah hanya untuk aktivitas belajar. Jangan sampai ada kegiatan tambahan yang sifatnya tidak perlu atau mengarah pada tindakan yang berpotensi terhadap tindakan perundungan. Bully itu tidak ada manfaatnya, malah sebaliknya memiliki dampak yang buruk terhadap mental anak,” tuturnya.

Dijelaskan Agus, tindakan perundungan yang menyasar pada kalangan remaja harus terus diantisipasi agar tidak ada korban. “Para remaja jangan sampai ada yang mem-bully teman hanya untuk gagah-gagahan. Harusnya saling support. Sebab, bully itu hanya akan menimbulkan masalah dan berdampak besar terhadap mental,” jelasnya. 

Atas situasi itu, Agus menilai bahwa seminar tersebut sangat relevan dengan persoalan perundungan yang perlu terus diantisipasi. 

"Ini (Kasus perundungan-red) merupakan tanggungjawab bersama. Di sekoah ada guru dan wali kelas, di rumah ada peran orang tua yang harus terus menerus melihat perkembangan anaknya.Sosial media harus disaring untuk mengurangi prilaku yang tidak perlu. Dorong anak-anak kita untuk terus belajar dan menjadi generasi yang berkualitas dimasa yang akan datang,” ungkap Agus seraya mengatakan bahwa seminar tersebut diikuti oleh sedikitnya 80 peserta yang terdiri dari guru dan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat dengan menghadirkan narasumber dari akademisi dan psikolog. 

Dalam hal ini, Agus mengatakan bahwa meski belum pernah ada laporan resmi korban perundungan di Kecamatan Ciwandan, namun pihaknya akan terus melakukan berbagai langkah antisipasi. “Sejauh ini laporan secara resmi tidak ada, tapi antisipasi perlu karena potensinya tetap saja ada. Disekolah kan setiap tahun ada berganti generasi, tentu persoalan bully ini perlu terus diantisipasi,” katanya. (*)

Posting Komentar

0 Komentar